Minggu, 17 April 2016

PANASONIC



PANASONIC Corporation

Tentang Panasonic
Panasonic Corporation (パナソニック株式会社, Panasonikku Kabushiki-gaisha) (TYO: 6752, NYSE: PC) adalahsebuahprodusen elektronikJepang yang berbasis di Kadoma, Prefektur Osaka, Jepang.
Perusahaan inididirikanoleh Konosuke Matsushita pada 1918, denganprodukpertamanyaadalahsoketlampudupleks. Pada 1927, perusahaaninimemproduksilampusepeda, produkpertamamereka yang dipasarkandenganmerek National. Sejakitu, Matsushita telahmenjadiprodusenelektronikterbesar di Jepangdanberkompetisidengan Sony, Thomson, dan Philips.
Sebagaiprodusensemikonduktor, Matsushita merupakansalahsatudari 20 pemimpinpenjualansemikonduktorterbesardunia.
Sejarah Panasonic

Melalui brand-nya yang dikenalsecaraumumdengannamaPanasonic,Matsushita Electric Industrial Co., Ltd yang berpusat di Osaka, Jepangini,merupakanmanufakturkelasduniadibidangprodukelektronik,khususnyauntukkebutuhankonsumenawam,bisnisdanindustri.
Di Asia Pasifik, Panasonic munculpertamakalinyadenganmendirikanpabrikpertamanyadiThailandpadatahun1961.Beberapatahunberikutnya,operasi Panasonic di kawasanini pun berkembang. Saatinioperasinyaada di9negara (termasuk Indonesia) dengan total 75 perusahaan yangmempekerjakanlebihdari82,000orangdanmencapaitotalpenjualansebesar9,457jutaUSDollar untuktahunfiskal 2005, atausamadengan 26% dari total penjualanluarnegeriMatsushitaElectricIndustrialCo.,Ltd.
DiIndonesiasendiri,PanasonicmemilikisejarahyangsangatpanjangdanmelekatdihatisemuarakyatIndonesia.Dimulaidengankehadiranradio‘tjawang’olehAlmarhumDrs.H.ThayebMoh.Gobelpadatahun1954,TVpertamaditahun1962,hadirnyabrandNationalditahun1970,sampaipadaakhirnyamenggantinama National danmenggunakannama Panasonic ditahun2004. Sampaisaatini Panasonic di Indonesia tetapmerupakan brandelektronikyang paling terkemukadengansederetproduknya yang inovatif, mulaidariTVplasma,Kamera,AC,Kulkas,MesinCuci,danlainnya.

Filosofi perusahaan
Perusahaan initerbentukolehdasarfilosofi yang diterapkanolehkeduapenemunya, Almarhum Drs. ThayebMohGobeldanKonosuke Matsushita. Almarhum Drs. ThayebMohGobelmemilikifilosofi “PohonPisang” sementaraKonosuke Matsushita dikenaldenganfilosofi “Air Mengalir”. Hinggasaatinikeduafilosofibersatudanmembentuksuatusinergi  yang  luarbiasadalammembangunbisnis Panasonic di Indonesia. AlmarhumGobelpercayabahwapohonpisangadalahsimbol yang paling tepatuntukmenggambarkanperandarisebuahperusahaan di tengahmasyarakat. Tidakadabagiandaripohonpisang yang tidakdapatdigunakan; buahnyadapatdimakan, sementaradaundanbagianlainnyadapatdipakaiuntukberbagaikeperluansehari-hari. Sifatdaripohonpisang yang dapattumbuhdimanasajamenjadikannyaselalutersediadimanapun, danregenerasinya pun sangatmudah. Hal inilah yang menurutalmarhummerupakanrefleksiterbaikdarisebuahperusahaan, dimanalayaknyapohonpisangsebuahperusahaanhendaknyadapatsangatbergunabagimasyarakat. Bagi Matsushita sendiri, air merupakanhal yang sangatkrusialuntukkelangsunganhidupmanusia. Sepertihalnya air yang mengalir, produkelektronik pun seharusnyamudahtersediadenganharga yang terjangkauuntukkebutuhanmasyarakatbanyak.Sinergidarikeduafilosofiinilahyangmembentukproduk-produk Panasonic yang berkualitashinggasaatini. Layaknya air iamengisikebutuhandaritempatterendahhinggaatas,danlayaknyapohonpisangiasangatbergunabagimasyarakat.

PerjalananPanasonicdiIndonesia

Perkembangan atau Perjalanan Panasonic di Indonesia
Tahun1954
TerinspirasiolehsemangatNasionalismeuntukmembuatsebuahalatkomunikasibagisebuahnegarabaru,Indonesia, Drs. H.ThayebMoh.‘Gobel’ mendirikan PT Transistor Radio ManufacturingdiCawang,Jakarta,yangmenjadipelopordaripabriktransistorradioyangdisebutdengan“Tjawang”.
Tahun1957
Drs. ThayebMoh.‘Gobel’ menerimabeasiswa Colombo Plan. Saatituiasedangmelanjutkanstudi di JepangdimanaiabertemudenganMr.Konosuke Matsushita, pendiridari Matsushita Electric Industrial Co., Ltd.
Tahun1960
PenandatangananPerjanjianKerjasamaTeknikalantara PT Transistor RadioManufacturing danMatsushita Electric Industrial Co., Ltd.(Jepang).
Tahun1962
BerdasarkanPerjanjianKerjasamaTeknikaltersebut, PT Transistor Radio Manufacturing memproduksitelevisitanpawarnapertama di Indonesia,  yangbertujuanuntukmemungkinkanmasyarakat Indonesia menontonAsian Games (Jakarta). ProdukpertamadiberikankepadaIbunegara, IbuFatmawatiSoekarno.
Tahun1970
Mendirikan PT National Gobel (PerangkatElektronikRumahTangga).
Tahun1974
MendirikanPT. Met Gobel, sebuahpabriklokal yang menunjangaktifitasperdagangandanproduk-produkimpordari Matsushita ke Indonesia. Merekamengimporbaikproduk-produkelektronikkebutuhankonsumendanproduk- produkelektronikkebutuhankerja, sepertialat-alatelektronikpenyiarandanpabrik, yang tidakdiproduksioleh PT. National Gobel.
Tahun1979
Mendirikan Matsushita Gobel Education Foundation (YayasanPendidikan). Misinyaadalahuntukmeningkatkankecerdasandankesejahteraanmasyarakat Indonesia.
Tahun1981
Drs.H.ThayebMoh.‘Gobel’menerimapenghargaanKunSantoZuikoshodariPemerintahJepangatasusahanyauntukmembangundanmemeliharahubungandiplomatik bilateral antaraJepangdan Indonesia dalambidangsosialbudaya,komunikasi,danperdagangan.
Tahun1985
Menerimapenghargaan “Upakarti” dariPemerintah Indonesia atasusahanyamenunjangwiraswastawanmenengahkebawah.
Tahun1987
Mendirikan PT Matsushita Gobel Battery Industry (manggan, lithium, koin, senter).
Tahun1990
Masa iniditandaidenganperkuatan Matsushita Gobel Group. Sejumlahbanyakpabrikdanperusahaan retail didirikan.
Tahun1991
PTNationalPanasonicGobel(Satu-satunyaagenretailNABELdanMGBI)PT Matsushita Kotobuki Electronic Indonesia (mengekspor VCR, CD-ROM, dan TV).
Tahun 1992 – 1993
PT Batam Matsushita Battery (Batere NICAD) PT Panasonic Gobel Electronics Components (komponenkeramik, speaker, produkinduktif, danproduk-produkterkaitlainnya) Bersamadengan Matsushita Electric Works, Ltd. mendirikan PT Matsushita Gobel Electric Works Manufacturing (fiksturpencahayaan,komponen,alatperkabelan).PTMatsushitaDenkoGobel(retail dan distribusi MABEL.
Tahun1998
MEI mendirikan PT Matsushita Kotobuki Electronics Peripherals Indonesia (MKPI) di Batam yangmerakitproduk-produktambahanuntukkomputer; MemberikankontribusiuntukkualitasdanprofesionalismeTelevisi Indonesia denganmengadakan Panasonic Awards sejak 1997; BersamadenganFakultasKesehatanUniversitas Indonesia menyediakanpusatpelayanankesehatandanfasilitas-fasilitasuntukmasyarakatindustrisekitar.
Tahun2000
Perpanjanganhubungankerjasama Matsushita-Gobeldalam PT National Gobel; danBersamadenganIwanTirtamendukungpelestarianKerajinan Batik Tradisional; danMemberikansumbangsihuntukpengembangansumberdayamanusiamelaluiBeasiswa Panasonic dan National Gobel yang dibagimenjadiduakategori: untukmahasiswa S1 di Indonesia danmahasiswa S2/S3 di Jepang.


Tahun2003
Kunio Nakamura, direktur MEI, menerima “BintangJasaPratama”, KeberhasilanPemerintah Indonesia yang tertinggiuntukIndustriSwastaJepangatasusahanyamengembangkanindustri Indonesia.

Merekdagang
·         TV &produk digital
·         VieraTV plasma dan TV LCD
·         Quintrix FTV CRT
·         Lumixkamera digital
·         AC
·         Envio, AC sekaligus Air Purifier
·         aLowa+, AC rendah watt
·         Super Ionizer, AC Ionizer
·         Organix, AC yang mengandungekstraktumbuhan Wasabia Japonica
·         LemariEs atau Kulkas
·         aLowa+lemaries 1 pintu yang rendah watt
·         Safirlemaries 2 pintu
·         Magic Top
·         Mesincuci
·         aLowa+mesincuci 2 tabung yang rendah watt
·         Eco Drive Invertermesincuci 1 tabung denganteknologi Inverter yang hematlistrik.
·         Aquabeatmesincuci 1 tabung




Bangkrutnya Panasonic
Dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba bangkrut, dan siap hengkang dari Indonesia. Penutupan kedua pabrik di bidang manufaktur akibat terjadinya pelemahan ekonomi dunia, serta melemahnya daya beli masyarakat, sehingga  imbasnya, penjualan produk kedua perusahaan ini turun drastis.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal menjelaskan, Toshiba lebih dulu merumahkan ribuan pegawainya di Cikarang, Bekasi. Pabrikan asal negara matahari terbit itu mempunyai enam pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat kaki dalam kurun 10 tahun terakhir.
"Jadi tidak ada lagi pabrik Toshiba. Yang ada Toshiba memproduksi printer di Batam tapi skalanya kecil. Nah, yang tutup ini adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang," kata Iqbal di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Iqbal menegaskan, manajemen Toshiba sepakat untuk menutup produksinya pada April 2016. Untuk itu, Said tengah melakukan negosiasi pesangon yang diwajibkan pemerintah.
"Dalam 10 tahun terakhir, ada 13 perusahaan Panasonic di Indonesia. Sebelumnya ada Panasonic komponen sudah ditutup, sekarang tinggal tiga, yakni Panasonic Manufakturing Indonesia (PMI), Panasonic Energy Indonesia yang produksi baterai dan Panasonic Healthcare yang produksi alat kesehatan," kata dia.
Menurut dia, produk-produk elektronik sekarang ini lebih bersaing dibanding lima sampai 10 tahun lalu.
"Produk televisi Toshiba tidak laku lagi dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya banyak yang beli. Itu karena daya beli masyarakat melemah akibat upah murah pemerintah," jelas dia.
Hengkangnya kedua perusahaan asal tersebut, seperti dilansir dari merdeka.com, Selasa (3/2/2016), menimbulkan efek dahsyat dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, disinyalir tutupnya kedua perusahaan ini ganggu iklim investasi tanah air
RaksasaelektronikasalJepang, Panasonic berniatmenjualsebagianpabrikbersejarahnya yang khususmemproduksitelevisi. Pabriktersebuttelahmenjadi “saksibisu” ketika Panasonic pertamakalinyamasukkeindustritelevisisetengahabad yang lalu. Langkahinidilakukan Panasonic lantaranbisnis TV yang terusmerugidalam 12 bulanterakhir.
Pabriktersebutterletak di Ibaraki, Jepang, menempati areal seluas 120.000 meter persegi. Rencananya, Panasonic akanmenjual 60 persendarikeseluruhan area pabrikkepada Daiwa House, sebuahperusahaanpropertiterbesar di Jepang.
Pabrikan yang akandijualtersebutdiperkirakanbernilaisenilai 10 miliar yen atausekitarRp 118 miliar. Nantinya, Diawa House akanmenggunakanlahanpabriktersebutuntukmembangunsejumlahfasilitaslogistikdalamskalabesardanmenyewakankeperusahaanlogistiklain, seperti Yamato Holding.
Panasonic juga sedangmempertimbangkanuntukmenjual 40 persensisalahanpabriktersebutkepadapemerintahkota Ibaraki agar bisadigunakanuntukmembangunfasilitasumumataupunkomplekperumahan, sepertidikutipdariChina Post.
Dalamsejarahnya, pabrik TV Panasonic di Ibaraki tersebutmulaimemproduksisatu set cathode ray tube (CRT) atautabunguntuktelevisipada 1958 silam. Kala itu, Panasonic masihbernama Matsushita Electric Industrial. Dari pabrikitulah, Panasonic dikenalmenjadiperusahaanelektronik global.



Kesimpulan
Panasonic adalah perusahaan asing dari jepang sama seperti sony yang sebelumnya dibahas. Perusahaan ini bergerak dibidang elektronik.Saat ini pun perusahaan ini mengalami masa sulitnya diindonesia. Berikut ini faktor-faktor yang membuat bisnisnya kurang diminati lagi khususnya diIndonesia. Faktor ini juga yang menjadi masalah dari perusahaan lain yang kurang diminati saat ini seperti Sony, Sharp dll nya.
Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan harmoni dan konsensus.
Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan melihat kultur kerja yang sangat mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa melongo.
Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi).
Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati : dijadikan tumbal demi menjaga “keindahan budaya harmoni”. Ouch.
Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan.
Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah keanehan.
Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman.
Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk ICU lalu mati.
Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun.
Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua.
Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu.
Dan sekali lagi, apa artinya itu bagi nafas inovasi? Sama : nafas inovasi akan selalu berjalan dengan tersengal-sengal.
Demikianlah, tiga faktor fundamental yang menjadi penyebab utama mengapa raksasa-raksasa elektronika Jepang limbung. Tanpa ada perubahan radikal pada tiga elemen diatas, masa depan Japan Co mungkin akan selalu berada dalam bayang-bayang kematian.


http://www.merdeka.com/uang/tak-lagi...indonesia.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar