PANASONIC
Corporation
Tentang Panasonic
Panasonic
Corporation (パナソニック株式会社, Panasonikku Kabushiki-gaisha) (TYO: 6752, NYSE: PC) adalahsebuahprodusen elektronikJepang yang berbasis di Kadoma, Prefektur Osaka, Jepang.
Perusahaan
inididirikanoleh Konosuke
Matsushita pada 1918,
denganprodukpertamanyaadalahsoketlampudupleks. Pada 1927,
perusahaaninimemproduksilampusepeda, produkpertamamereka yang
dipasarkandenganmerek National. Sejakitu, Matsushita
telahmenjadiprodusenelektronikterbesar di Jepangdanberkompetisidengan Sony, Thomson, dan Philips.
Sebagaiprodusensemikonduktor, Matsushita merupakansalahsatudari 20
pemimpinpenjualansemikonduktorterbesardunia.
Sejarah Panasonic
Melalui brand-nya yang
dikenalsecaraumumdengannamaPanasonic,Matsushita Electric Industrial Co., Ltd
yang berpusat di Osaka, Jepangini,merupakanmanufakturkelasduniadibidangprodukelektronik,khususnyauntukkebutuhankonsumenawam,bisnisdanindustri.
Di Asia Pasifik, Panasonic
munculpertamakalinyadenganmendirikanpabrikpertamanyadiThailandpadatahun1961.Beberapatahunberikutnya,operasi
Panasonic di kawasanini pun berkembang. Saatinioperasinyaada di9negara
(termasuk Indonesia) dengan total 75 perusahaan
yangmempekerjakanlebihdari82,000orangdanmencapaitotalpenjualansebesar9,457jutaUSDollar
untuktahunfiskal 2005, atausamadengan 26% dari total
penjualanluarnegeriMatsushitaElectricIndustrialCo.,Ltd.
DiIndonesiasendiri,PanasonicmemilikisejarahyangsangatpanjangdanmelekatdihatisemuarakyatIndonesia.Dimulaidengankehadiranradio‘tjawang’olehAlmarhumDrs.H.ThayebMoh.Gobelpadatahun1954,TVpertamaditahun1962,hadirnyabrandNationalditahun1970,sampaipadaakhirnyamenggantinama
National danmenggunakannama Panasonic ditahun2004. Sampaisaatini Panasonic di
Indonesia tetapmerupakan brandelektronikyang paling
terkemukadengansederetproduknya yang inovatif, mulaidariTVplasma,Kamera,AC,Kulkas,MesinCuci,danlainnya.
Filosofi
perusahaan
Perusahaan initerbentukolehdasarfilosofi yang
diterapkanolehkeduapenemunya, Almarhum Drs. ThayebMohGobeldanKonosuke
Matsushita. Almarhum Drs. ThayebMohGobelmemilikifilosofi “PohonPisang”
sementaraKonosuke Matsushita dikenaldenganfilosofi “Air Mengalir”.
Hinggasaatinikeduafilosofibersatudanmembentuksuatusinergi yang
luarbiasadalammembangunbisnis Panasonic di
Indonesia. AlmarhumGobelpercayabahwapohonpisangadalahsimbol yang paling
tepatuntukmenggambarkanperandarisebuahperusahaan di tengahmasyarakat.
Tidakadabagiandaripohonpisang yang tidakdapatdigunakan; buahnyadapatdimakan,
sementaradaundanbagianlainnyadapatdipakaiuntukberbagaikeperluansehari-hari.
Sifatdaripohonpisang yang dapattumbuhdimanasajamenjadikannyaselalutersediadimanapun,
danregenerasinya pun sangatmudah. Hal inilah yang
menurutalmarhummerupakanrefleksiterbaikdarisebuahperusahaan,
dimanalayaknyapohonpisangsebuahperusahaanhendaknyadapatsangatbergunabagimasyarakat.
Bagi Matsushita sendiri, air merupakanhal yang
sangatkrusialuntukkelangsunganhidupmanusia. Sepertihalnya air yang mengalir,
produkelektronik pun seharusnyamudahtersediadenganharga yang
terjangkauuntukkebutuhanmasyarakatbanyak.Sinergidarikeduafilosofiinilahyangmembentukproduk-produk
Panasonic yang berkualitashinggasaatini. Layaknya air
iamengisikebutuhandaritempatterendahhinggaatas,danlayaknyapohonpisangiasangatbergunabagimasyarakat.
PerjalananPanasonicdiIndonesia
Perkembangan atau Perjalanan
Panasonic di Indonesia
Tahun1954
TerinspirasiolehsemangatNasionalismeuntukmembuatsebuahalatkomunikasibagisebuahnegarabaru,Indonesia,
Drs. H.ThayebMoh.‘Gobel’ mendirikan PT Transistor Radio
ManufacturingdiCawang,Jakarta,yangmenjadipelopordaripabriktransistorradioyangdisebutdengan“Tjawang”.
Tahun1957
Drs. ThayebMoh.‘Gobel’ menerimabeasiswa Colombo Plan.
Saatituiasedangmelanjutkanstudi di JepangdimanaiabertemudenganMr.Konosuke
Matsushita, pendiridari Matsushita Electric Industrial Co., Ltd.
Tahun1960
PenandatangananPerjanjianKerjasamaTeknikalantara PT
Transistor RadioManufacturing danMatsushita Electric Industrial Co., Ltd.(Jepang).
Tahun1962
BerdasarkanPerjanjianKerjasamaTeknikaltersebut, PT
Transistor Radio Manufacturing memproduksitelevisitanpawarnapertama di
Indonesia, yangbertujuanuntukmemungkinkanmasyarakat
Indonesia menontonAsian Games (Jakarta).
ProdukpertamadiberikankepadaIbunegara, IbuFatmawatiSoekarno.
Tahun1970
Mendirikan PT National Gobel
(PerangkatElektronikRumahTangga).
Tahun1974
MendirikanPT. Met Gobel, sebuahpabriklokal yang
menunjangaktifitasperdagangandanproduk-produkimpordari Matsushita ke Indonesia.
Merekamengimporbaikproduk-produkelektronikkebutuhankonsumendanproduk-
produkelektronikkebutuhankerja, sepertialat-alatelektronikpenyiarandanpabrik,
yang tidakdiproduksioleh PT. National Gobel.
Tahun1979
Mendirikan Matsushita Gobel Education Foundation
(YayasanPendidikan).
Misinyaadalahuntukmeningkatkankecerdasandankesejahteraanmasyarakat Indonesia.
Tahun1981
Drs.H.ThayebMoh.‘Gobel’menerimapenghargaanKunSantoZuikoshodariPemerintahJepangatasusahanyauntukmembangundanmemeliharahubungandiplomatik
bilateral antaraJepangdan Indonesia
dalambidangsosialbudaya,komunikasi,danperdagangan.
Tahun1985
Menerimapenghargaan “Upakarti” dariPemerintah Indonesia
atasusahanyamenunjangwiraswastawanmenengahkebawah.
Tahun1987
Mendirikan PT Matsushita Gobel Battery Industry (manggan,
lithium, koin, senter).
Tahun1990
Masa iniditandaidenganperkuatan Matsushita Gobel Group.
Sejumlahbanyakpabrikdanperusahaan retail didirikan.
Tahun1991
PTNationalPanasonicGobel(Satu-satunyaagenretailNABELdanMGBI)PT
Matsushita Kotobuki Electronic Indonesia (mengekspor VCR, CD-ROM, dan TV).
Tahun
1992 – 1993
PT Batam Matsushita Battery (Batere NICAD) PT Panasonic
Gobel Electronics Components (komponenkeramik, speaker, produkinduktif,
danproduk-produkterkaitlainnya) Bersamadengan Matsushita Electric Works, Ltd.
mendirikan PT Matsushita Gobel Electric Works Manufacturing
(fiksturpencahayaan,komponen,alatperkabelan).PTMatsushitaDenkoGobel(retail dan distribusi MABEL.
Tahun1998
MEI mendirikan PT Matsushita Kotobuki Electronics
Peripherals Indonesia (MKPI) di Batam
yangmerakitproduk-produktambahanuntukkomputer;
MemberikankontribusiuntukkualitasdanprofesionalismeTelevisi Indonesia
denganmengadakan Panasonic Awards sejak 1997; BersamadenganFakultasKesehatanUniversitas
Indonesia
menyediakanpusatpelayanankesehatandanfasilitas-fasilitasuntukmasyarakatindustrisekitar.
Tahun2000
Perpanjanganhubungankerjasama Matsushita-Gobeldalam PT
National Gobel; danBersamadenganIwanTirtamendukungpelestarianKerajinan Batik
Tradisional;
danMemberikansumbangsihuntukpengembangansumberdayamanusiamelaluiBeasiswa
Panasonic dan National Gobel yang dibagimenjadiduakategori: untukmahasiswa S1
di Indonesia danmahasiswa S2/S3 di Jepang.
Kunio Nakamura, direktur MEI, menerima
“BintangJasaPratama”, KeberhasilanPemerintah Indonesia yang
tertinggiuntukIndustriSwastaJepangatasusahanyamengembangkanindustri Indonesia.
Merekdagang
·
AC
Bangkrutnya Panasonic
Dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang,
Panasonic dan Toshiba bangkrut, dan siap hengkang dari Indonesia. Penutupan
kedua pabrik di bidang manufaktur akibat terjadinya pelemahan ekonomi dunia,
serta melemahnya daya beli masyarakat, sehingga imbasnya, penjualan
produk kedua perusahaan ini turun drastis.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI), Said Iqbal menjelaskan, Toshiba lebih dulu merumahkan ribuan pegawainya
di Cikarang, Bekasi. Pabrikan asal negara matahari terbit itu mempunyai enam
pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat kaki dalam kurun 10 tahun terakhir.
"Jadi tidak ada lagi pabrik Toshiba. Yang ada
Toshiba memproduksi printer di Batam tapi skalanya kecil. Nah, yang tutup ini
adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang,"
kata Iqbal di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Iqbal menegaskan, manajemen Toshiba sepakat untuk
menutup produksinya pada April 2016. Untuk itu, Said tengah melakukan negosiasi
pesangon yang diwajibkan pemerintah.
"Dalam 10 tahun terakhir, ada 13 perusahaan
Panasonic di Indonesia. Sebelumnya ada Panasonic komponen sudah ditutup, sekarang
tinggal tiga, yakni Panasonic Manufakturing Indonesia (PMI), Panasonic Energy
Indonesia yang produksi baterai dan Panasonic Healthcare yang produksi alat
kesehatan," kata dia.
Menurut dia, produk-produk elektronik sekarang ini
lebih bersaing dibanding lima sampai 10 tahun lalu.
"Produk televisi Toshiba tidak laku lagi dalam
lima tahun terakhir. Sebelumnya banyak yang beli. Itu karena daya beli
masyarakat melemah akibat upah murah pemerintah," jelas dia.
Hengkangnya kedua perusahaan asal tersebut, seperti
dilansir dari merdeka.com, Selasa (3/2/2016), menimbulkan efek dahsyat
dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, disinyalir tutupnya kedua perusahaan ini
ganggu iklim investasi tanah air
RaksasaelektronikasalJepang,
Panasonic berniatmenjualsebagianpabrikbersejarahnya yang
khususmemproduksitelevisi. Pabriktersebuttelahmenjadi “saksibisu” ketika
Panasonic pertamakalinyamasukkeindustritelevisisetengahabad yang lalu.
Langkahinidilakukan Panasonic lantaranbisnis TV yang terusmerugidalam 12
bulanterakhir.
Pabriktersebutterletak
di Ibaraki, Jepang, menempati areal seluas 120.000 meter persegi. Rencananya,
Panasonic akanmenjual 60 persendarikeseluruhan area pabrikkepada Daiwa House,
sebuahperusahaanpropertiterbesar di Jepang.
Pabrikan
yang akandijualtersebutdiperkirakanbernilaisenilai 10 miliar yen atausekitarRp
118 miliar. Nantinya, Diawa House
akanmenggunakanlahanpabriktersebutuntukmembangunsejumlahfasilitaslogistikdalamskalabesardanmenyewakankeperusahaanlogistiklain,
seperti Yamato Holding.
Panasonic
juga sedangmempertimbangkanuntukmenjual 40
persensisalahanpabriktersebutkepadapemerintahkota Ibaraki agar
bisadigunakanuntukmembangunfasilitasumumataupunkomplekperumahan,
sepertidikutipdariChina Post.
Dalamsejarahnya,
pabrik TV Panasonic di Ibaraki tersebutmulaimemproduksisatu set cathode ray
tube (CRT) atautabunguntuktelevisipada 1958 silam. Kala itu, Panasonic
masihbernama Matsushita Electric Industrial. Dari pabrikitulah, Panasonic
dikenalmenjadiperusahaanelektronik global.
Kesimpulan
Panasonic adalah perusahaan asing dari jepang sama
seperti sony yang sebelumnya dibahas. Perusahaan ini bergerak dibidang
elektronik.Saat ini pun perusahaan ini mengalami masa sulitnya diindonesia.
Berikut ini faktor-faktor yang membuat bisnisnya kurang diminati lagi khususnya
diIndonesia. Faktor ini juga yang menjadi masalah dari perusahaan lain yang
kurang diminati saat ini seperti Sony, Sharp dll nya.
Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era
digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making.
Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik
vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan
harmoni dan konsensus.
Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan
melihat kultur kerja yang sangat mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang
bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk
apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG
sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa
melongo.
Budaya yang mementingkan konsensus membuat
perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital
ini artinya tragedi).
Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide
kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati :
dijadikan tumbal demi menjaga “keindahan budaya harmoni”. Ouch.
Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era
digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir.
Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang
mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan.
Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang
memelihara budaya senioritas. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti
Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never.
Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah keanehan.
Promosi di hampir semua perusahaan Jepang
menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan
ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus
bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman.
Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian
dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi
akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk ICU lalu mati.
Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor
terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek
demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo
penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun.
Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam
perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua.
Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah
menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang
peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam
dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu.
Dan sekali lagi, apa artinya itu bagi nafas
inovasi? Sama : nafas inovasi akan selalu berjalan dengan tersengal-sengal.
Demikianlah, tiga faktor fundamental yang menjadi
penyebab utama mengapa raksasa-raksasa elektronika Jepang limbung. Tanpa ada
perubahan radikal pada tiga elemen diatas, masa depan Japan Co mungkin akan
selalu berada dalam bayang-bayang kematian.
http://www.merdeka.com/uang/tak-lagi...indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar